Namadari 9 huruf dan berawalan T ini memiliki arti yang bagus dan indah, sesuai anjuran menurut Al-Qurโan dan hadist. Nama yang mengandung 4 suku kata ini juga bisa dirangkai membentuk kombinasi nama yang modern, unik, dan islami dari gabungan beberapa rangkai kata. Apakah Anda ingin menggunakan nama Taimallah untuk memberi nama bayi lelaki?
Ibnu Athaillah mengingatkan berhati-hati terima hadiah. Ilustrasi hadiah JAKARTA โ Pemberian hadiah atau apapun yang sifatnya pemberian tak luput dari adab-adab dan syariat yang menyertainya. Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam menjelaskan dua syarat dalam menerima pemberian dari orang lain. Ibnu Athaillah berkata sebagai berikut ูุง ุชูู
ูุฏูููู ููุฏููู ุฅูู ุงูุฃุฎูุฐู ู
ููู ุงูุฎููุงุฆูููุ ุฅููุง ุฃูู ุชูุฑู ุฃููู ุงูู
ูุนูุทููู ูููููู
ู ู
ููููุงูู. ูุฅูู ููููุชู ููุฐูููู ููุฎูุฐู ู
ุง ูุงูููู ุงูุนูููู
ู โJangan pernah kau tengadahkan tanganmu untuk meminta sesuatu kepada para makhluk, kecuali kamu mengetahui bahwa yang memberikan segalanya adalah Allah taโala. Lantas jika kamu sudah mengetahui seperti itu, ambil saja sesuatu yang memang telah sesuai dengan ketentuan syariat.โ โPertama, jika kau lihat bahwa yang memberinya adalah Tuhanmu melalui mereka. Artinya, mereka hanyalah perantara, sedangkan yang memberi sesungguhnya adalah Allah. Pandangan semacam itu tidak sekadar menjadi ilmu dan keimanan, melainkan harus menjadi kondisi batin dan perasaan. Sikap itulah yang layak dilakukan oleh seorang murid yang ingin menyucikan diri. Kedua, jika kau telah menyadari bahwa yang memberi sebenarnya adalah Tuhanmu, maka ambillah apa yang sesuai dengan pengetahuanmu. Maksudnya, jangan kau ambil, kecuali yang sesuai dengan ilmu untuk mengambilnya.โ Adapun ilmu dalam mengambil itu ada dua macam. Yakni ilmu lahir dan ilmu batin. Contoh ilmu lahir adalah tidak boleh mengambil kecuali dari tangan seorang mukalaf orang yang sudah berlaku kewajiban yang matang dan bersih. Sedangkan contoh ilmu batin, yakni tidak mengambil kecuali yang diberi atas dasar bantuan semata atau jangan diambil. Kecuali yang dibutuhkan saja untuk digunakan dalam kebutuhan tanpa berlebihan dan kekurangan. Ibnu Athaillah menerangkan bahwa sikap itulah yang dilakukan Rasulullah SAW dalam menerima pemberian yang berupa sandang, pangan, dan papan. Ibnu Athaillah berkata, โJangan kau ambil apapun yang datang kepadamu sebelum waktunya dan yang melebihi kebutuhanmu.โ Jangan pula mengambil sesuatu yang diberikan hanya untuk mengujimu. Misalnya diberikan sesuatu yang sebenarnya ingin engkau tinggalkan karena Allah SWT. Sebab hal itu menurut Ibnu Athaillah hanya akan menghalangi seorang hamba untuk menunaikan hak-haknya kepada Allah SWT. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Namun Allah Yang Maha Sempurna memberi yang paling cocok untuk hamba-Nya meskipun awalnya seorang hamba tidak lantas bisa menerima takdir-Nya. (Samsul) 18 September 2017 / by admin Tags: Fakultas Ilmu Agama Islam, FIAI, Pengajian FIKIH MENCARI JODOH 15 March 2021 - 09:27; Speaker Curriculum Vitae. Dr. Ayang Utriza Yakin, DE; Muhammad
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. ... Ketika kita kehilangan yang adapadanya sebagai miliknya, pada hal sebenarnya hanya titipan dari Allah dan kita adalah pengelolanya saja, maka ketika kehilangan milik kita itu, kita bukannya sujud menyembah dan berkata "Allah yang memberi dan Allah yang mengambil", melainkan malah akan dengan beringas memandang ke langit dan dengan lantang berterika"Rampok, maling, mengapa KAU mengambil milikku?.............. Dalam kenyataan hidup sehari-hari, tidaklah sulit menemukan orang 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
Adayang dibukankan baginya pintu jihad, tapi tidak dalam shalat. Ada juga yang dibukakan baginya pintu sedekah tapi tidak dalam berpuasa. "Engkau telah mengetahui bahwa menyebarkan dan mengajarkan ilmu merupakan amalan yang utama, dan aku telah ridho terhadap apa yang Allah taโala bukakan pintunya bagiku dan yang Dia bagikan untukku.
Satu hal yang perlu direnungkan tentang hidup ini yakni bahwa hidup yang kita miliki sekarang ini bukanlah milik kita sendiri. sesungguhnya hidup ini adalah dari Allah, Sang Pencipta kita. Karena itu Allah-lah yang memiliki hak otoritas atas hidup kita. Bila Ia mengambilnya kita tidak ada kuasa untuk mempertahankannya. Demikian juga kita tidak ada kuasa untuk menghabisinya. Bunuh diri adalah dosa, yaitu dosa merampas hak Tuhan mencabut nyawa. Sebagai mahkluk sosial, bila Tuhan berkenan memberikan kepada kita orang-orang yang kita sayangi, entah itu adalah orang tua atau saudara kandung atau anak-anak, tatkala mereka diambil kembali oleh Tuhan maka kita tidak ada kuasa untuk menahannya. Kita memang sangat mengasihi mereka yang Tuhan berikan bagi kita untuk hidup bersama, tetapi patut kita pahami bahwa mereka juga adalah milik Tuhan yang sangat dikasihi oleh-Nya. Bila mereka itu Tuhan ambil dari kita, sebagai mahkluk sosial kita pasti merasa kehilangan, berduka cita dan berbagai perasaan lain yang bisa menimpa kita. Namun, kita juga tidak ada alasan untuk menuduh Tuhan bertindak tidak adil, karena tidak mungkin Ia salah dalam tindakanNya. Lalu bagaimana kita menghadapi kondisi yang demikian? Peristiwa yang dialami Ayub patut menjadi referensi dalam hidup kita, saat semuanya Tuhan ambil daripadanya, baik itu harta benda maupun anak-anaknya. Namun dalam situasi itu ia berkata, "Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil, terpujilah Tuhan." Mengapa demikian? Ayub bukanlah orang yang tidak waras, melainkan seorang yang berusaha memahami maksud dan kehendak Allah dibalik semua yang terjadi dalam hidupnya. Hal yang sama pernah terjadi bagi Abraham, yang sudah sekian lama menunggu realisasi janji Allah tentang keturunan. Pada saat keturunan itu diberikan satu anak perjanjian, yaitu Isak, Tuhan meminta untuk dipersembahkan bagi-Nya. Di sini nampak bahwa Tuhan memberi satu anak dan memintanya kembali, tetapi Abraham mengikuti permintaan Tuhan dengan iman. Iman Abraham adalah bahwa kalaupun anak itu harus mati dikorbankan, tetapi Tuhan itu maha kuasa untuk membangkitkan orang mati. Itulah iman Abraham yang spektakuler sehingga ia disebut sebagai bapa orang beriman. Janji Tuhan yang sangat besar bagi setiap orang kepunyaanNya adalah "Aku menyertai kamu senantiasa". Penyertaan Tuhan bagi kita sangat besar maknanya. Mazmur 68 ayat 6 dan 7 mengatakan bahwa Allah itu menjadi Bapa bagi anak yatim, Pelindung bagi para janda serta memberikan tempat tinggal bagi orang-orang yang sebatang kara. Jadi, tatkala andalan kita di dunia orang tua, suami, saudara sudah tidak ada lagi, maka Dialah jaminan kita. Terpujilah Tuhan. {Kakek dan Nenek Lewi serta Thomas, sampai bertemu di surga}
SabdaAllah "menjadi manusia, supaya kita di-ilahi-kan" (Atanasius, inc. 54,3). "Karena Putera Allah yang tunggal hendak memberi kepada kita bagian dalam ke-Allah-an-Nya, Ia menerima kodrat kita, menjadi manusia, supaya mengilahikan manusia" (Tomas Aqu., opusc. 57 in festo Corp. Chr. 1). Blog Katolisitas Indonesia mengucapkan selamat hari raya
Bahan renungan Ayub 121b โTUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!โ Kalimat di atas pasti tidak asing bagi Anda, khususnya ketika Anda berada ke sebuah ibadah pemakaman. Banyak orang percaya mengutipnya setiap kali mengalami kehilangan orang-orang atau sesuatu yang mereka kasihi. Dan parahnya, akibat dari itu semua, banyak orang mempercayai bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang mengambil. Sejauh yang dimaksud adalah Tuhan mengambil semua yang buruk dari hidup kita, saya setuju. Tetapi jika yang dimaksud adalah Tuhan mengambil sesuatu yang baik dari kita, atau dengan kata lain, DIA memberikan yang buruk kepada kita, saya tidak setuju. Ironisnya, definisi kedua yang paling banyak diyakini. Padahal, jika Anda mempelajari nama-nama Tuhan, seperti Jehovah Jireh, El-Shaddai, Jehovah Rapha, Jehovah Tsidkenu, Jehovah Shalom, dan lain sebagainya, tidak ada satu pun nama Tuhan yang diartikan mengambil. Semuanya adalah tentang Tuhan yang memberi, menyembuhkan, menyediakan, memulihkan, memelihara, menuntun, dan lain sebagainya. Baiklah, kalimat di atas dicetuskan oleh Ayub ribuan tahun lalu, dan dipopulerkan oleh hamba-hamba Tuhan di ibadah-ibadah pemakaman. Karena kalimat ini seperti memiliki rima di telinga, akhirnya dengan mudah melekat di hati banyak orang. Bagaimana dengan kebenarannya? Apakah benar Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil? Anda perlu tahu bahwa ketika melontarkan kalimat ini, kondisi Ayub sedang depresi dan yang paling fatal, saat itu Ayub hanya mengenal Tuhan dari kata orang saja. Anda perlu membalik halaman Alkitab Anda ke Ayub 425-6. Di sana dituliskan Ayub merevisi perkataannya, dikatakan, โHanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku MENCABUT perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.โ Teman, Ayub sudah menyesali opini-opininya yang salah tentang Tuhan, termasuk perkataannya mengenai, โTuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil.โ Di akhir cerita, Ayub menyadari bahwa Tuhan bukanlah Tuhan yang mengambil, melainkan Tuhan yang memberi. Dan, kita tahu kisah Ayub berakhir dnegan happy ending, kehidupannya dipulihkan. Pertanyaan saya, sementara Ayub saja sudah tersadar akan kekeliruan perkataannya, kenapa banyak di antara kita masih berpikir Tuhan yang mengambil? Bukankah Tuhan telah membuktikan bahwa DIA Maha Pemberi dengan cara memberikan AnakNYA yang tunggal? Jika demikian, bagaimana mungkin kita masih mengatakan bahwa DIA adalah Tuhan yang mengambil? penulis mistermuryadi Sumber Back To All Blogs View Blogs On Christ "TEOLOGI MENYESATKAN โTUHAN YANG MEMBERI, TUHAN YANG MENGAMBILโ" Andri Sunardi I'm a full stack developer with a passion for software development and UX. You can follow me via the various channels below Interested in hiring me for your project? Looking for an experienced full-stack developer to build your web app or ship your software product? To start an initial chat, just drop me an email at info or use the form on the contact page.
5 Pengenalan akan ALLAH menimbulkan kesetiaan dan kasih, setiap orang percaya yang mempunyai pengenalan akan ALLAH maka dalam hidupnya terpancar kasih dan kesetiaan. Hos 4:1 Dengarlah Firman Tuhan, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan
ALLAHmemberi kita laut dan alat pancing, kitalah yang harus memancing ikannya ALLAH memberi kita lahan dan cangkul, kitalah yang harus menanam padinya ALLAH memberi kita hutan dan alat berburu, kitalah yang harus menangkap buruannya Jangan Mudah menyerah dengan keadaan. Sungguh, kita jauh lebih besar daripada masalah yg kita anggap
RDMB. 3nlh83rmb3.pages.dev/5673nlh83rmb3.pages.dev/5893nlh83rmb3.pages.dev/1303nlh83rmb3.pages.dev/2153nlh83rmb3.pages.dev/3213nlh83rmb3.pages.dev/2273nlh83rmb3.pages.dev/1243nlh83rmb3.pages.dev/197
allah yang memberi allah yang mengambil