Biasanyadalam situasi saat berhadapan dengan kasir yang lamban yang bermasalah, teman yang tiba-tiba butuh bantuan di waktu yang kurang tepat, atau rekan kerja yang mengajak berbicara saat waktunya genting. Dan bahkan, ya seperti pasangan yang butuh bantuan kami juga. Waktu aku merasa gak punya apa-apa lagi untuk diberikan, Tuhanlah yang bekerja.

Ketika ′ku mengeraskan hatiKetika ′ku mengeraskan hatiBerjalan di luar kasih-Mu, BapaWalking out of Your grace, FatherHingga badai menghantam hidupkuUntil the storm brings my life down'Ku terjatuh tak mampu berdiriI fell I couldn't stand upKetika ′ku mengeraskan hatiKetika ′ku mengeraskan hatiBerjalan di luar kasih-Mu, BapaWalking out of Your grace, FatherHingga badai menghantam hidupkuUntil the storm brings my life down'Ku terjatuh tak mampu berdiriI fell I couldn't stand upKau angkatku saat aku lemahYou raise me up when I'm weakKau angkatku dalam lembah kekelamanYou raise me up when I'm in dark valleyCukuplah kasih karunia-KuMy grace is sufficient for theeDalam kelemahan kuasa-Mu sempurnaYour strength is made perfect in my weaknessKetika 'ku mengeraskan hatiBerjalan di luar kasih-Mu, BapaWalking out of Your grace, FatherHingga badai menghantam hidupkuUntil the storm brings my life down′Ku terjatuh tak mampu berdiri′Ku terjatuh tak mampu berdiriKau angkatku saat aku lemahYou raise me up when I'm weakKau angkatku dalam lembah kekelamanYou raise me up when I'm in dark valley“Cukuplah kasih karunia-Ku— Sarah F SouisaCukuplah kasih karunia-KuMy grace is sufficient for theeDalam kelemahan kuasa-Mu sempurnaYour strength is made perfect in my weaknessKau angkatku saat aku lemahYou raise me up when I'm weakKau angkatku dalam lembah kekelamanYou raise me up when I'm in dark valleyCukuplah kasih karunia-KuMy grace is sufficient for theeDalam kelemahan kuasa-Mu sempurnaYour strength is made perfect in my weaknessKau angkatku saat aku lemahYou raise me up when I'm weakKau angkatku dalam lembah kekelamanYou raise me up when I'm in dark valleyCukuplah kasih karunia-KuMy grace is sufficient for theeDalam kelemahan kuasa-Mu sempurnaYour strength is made perfect in my weaknessKau angkatku saat aku lemahYou raise me up when I'm weakKau angkatku dalam lembah kekelamanYou raise me up when I'm in dark valleyCukuplah kasih karunia-KuMy grace is sufficient for theeDalam kelemahan kuasa-Mu sempurnaYour strength is made perfect in my weaknessCukuplah kasih karunia-KuMy grace is sufficient for theeDalam kelemahan kuasa-Mu sempurnaYour strength is made perfect in my weaknessDalam kelemahan kuasa-Mu sempurnaYour strength is made perfect in my weakness
TempoAdagio bisa diukur dengan alat musik keyboard atau dengan mendownload aplikasi metronome pada smartphone. Lirik Lagu Rohani "Tuhan Pasti Turun Tangan" SETIAP PERKARA DAPAT KUTANGGUNG DENGAN KEKUATAN YANG KAU BERIKAN BAHKAN DI DALAM KELEMAHAN KU TAHU KUASAMU SEMAKIN SEMPURNA SEBAB TUHAN PASTI TURUN TANGAN MEMBAWA PERTOLONGAN DI MANA KUPERLUKAN
Tetapi jawab Tuhan kepadaku “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 2 Korintus 12 9 Beberapa hari terakhir ini saya sering merasa lelah. Sebagai seorang dosen, tugas-tugas berat muncul pada saat-saat tertentu, seperti pada waktu saya harus mempersiapkan bahan kuliah baru atau membuat soal-soal ujian. Siapakah yang tidak pernah merasa lelah? Bagaimanapun kuatnya seseorang, tentu dalam keadaan tertentu ia akan merasa jika kelelahan itu hanya dari segi jasmani, dengan beristirahat atau tidur kita mungkin akan dapat memulihkan kekuatan dan kesegaran kita kembali. Tetapi kelelahan rohani mungkin tidaklah mudah diatasi. Kelelahan memang bisa dirasakan secara jasmani ataupun rohani. Sekalipun dalam hal jasmani orang mungkin masih kuat, rohaninya mungkin saja sudah mengalami tekanan yang berat. Kelelahan rohani yang tidak teratasi, bisa saja kemudian mempengaruhi keadaan jasmani. Pada pihak yang lain, kelelahan atau persoalan jasmani yang terus-terusan bisa saja melemahkan kerohanian seseorang. Kita tahu bahwa keadaan rohani seseorang seringkali mempengaruhi hidupnya, sedemikian rupa sehingga hal-hal yang menyedihkan mungkin saja terjadi jika ia tidak dapat lagi menahannya. Adalah suatu kenyataan bahwa jika seseorang mengalami suatu tantangan, reaksi tubuh bergantung pada apa yang terjadi. Jika apa yang terjadi adalah suatu hal yang memang yang sudah diduga sebelumnya, dan sesuatu yang memang dicari, orang mungkin tidak terlalu mudah untuk merasa lelah atau menyerah. Seorang pelari marathon misalnya, sudah mempersiapkan diri secara jasmani untuk bisa berlari sepanjang 42 km non stop. Ia juga sudah bisa membayangkan bahwa ada kemungkinan bahwa setelah 30 km ia mungkin mengalami apa yang dinamakan “hitting the wall” atau menabrak dinding, yaitu keadaan dimana kekuatan tubuh dan semangat tiba-tiba seakan lenyap. Walaupun demikian, mereka yang memang senang berlomba, tentunya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan buruk semacam itu, dan mereka tetap saja bisa menikmati olahraga itu. Hidup orang Kristen tidaklah jauh berbeda dengan hidup seorang pelari yang berlari menuju ke garis finis. Paulus pernah mengatakan bahwa ia berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah dari Tuhan Filipi 3 14. Paulus melupakan apa yang sudah terjadi dan mengarahkan diri kepada apa yang ada di masa depan, yaitu kemuliaan surgawi dari Tuhan. Ini bukannya mudah, karena Paulus juga mengalami berbagai penderitaan dan ancaman dalam hidupnya. Ia bahkan menulis bahwa ada utusan iblis yang mencoba untuk menghancurkan dia. Tiga kali Paulus meminta agar Tuhan membebaskannya dari penderitaan itu, tetapi Tuhan tidak menolong dia. Dalam ayat diatas, Tuhan menjawab Paulus. Ia berkata bahwa Paulus sudah cukup menerima kasih karunia Tuhan dalam hidupnya. Tuhan juga berkata bahwa apa yang dialami Paulus sebenarnya juga berkat Tuhan yang memungkinkan Paulus untuk bisa menyadari bahwa ia harus bersandar kepada Tuhan saja. Karena itu, dalam penderitaannya, Paulus bisa bersyukur. Ia tahu bahwa kalau ia bisa tetap bertahan, itu karena Tuhan yang menguatkan dia. Seperti seorang pelari, Paulus bisa menerima segala penderitaannya karena ia tahu bahwa Tuhan ingin agar ia menang. Mungkin saat ini kita mengalami berbagai hal yang membuat jasmani kita lelah. Atau mungkin juga ada persoalan berat yang membuat kita tertekan secara rohani. Kepada siapa kita bisa berseru meminta pertolongan? Jika tidak ada lagi orang yang bisa menolong kita, tentunya hanya Tuhan yang bisa kita harapkan. Seperti Paulus, kita bisa dan harus berdoa memohon pertolongan dari Tuhan. Tidak cukup sekali atau dua kali, kita boleh saja terus berdoa. Tetapi kita harus sadar bahwa dalam penantian kita, Tuhan sebenarnya sudah mendengarkan doa kita dan bahkan tahu apa yang kita paling perlukan. Apa yang paling penting bagi umat Tuhan yang berada dalam kesulitan ialah kesadaran bahwa Tuhan yang mahakasih tidak pernah meninggalkan kita dalam keadaan apapun. Itulah sebabnya Paulus kuat menghadapi segala persoalan hidupnya. Memang dalam kelemahan kita bisa merasakan adanya kuasa Tuhan. Dialah yang membimbing kita sampai kita menyelesaikan semua tugas kita di dunia. DiDalam Kelemahanku, KuasaMu Sempurna Terimakasih Tuhan.. Karena aku tidak sempurna. Sebab, Jika aku akan menjadi sombong. Jika aku sempurna..maka Tuhan tidak perlu lagi bekerja dalam hidupku. Dan jika Tuhan tidak pernah bekerja dalam hidupku.. Aku tidak akan pernah tahu siapa Tuhan yang aku sembah..

DALAM KELEMAHAN KUASA TUHAN MENJADI SEMPURNA Tetapi jawab Tuhan kepadaku “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku 2 Korintus 29 Berlian adalah batu perhiasan yang indah dan bernilai tinggi, tetapi awalnya berlian hanyalah karbon biasa hitam, kotor, dan mudah terbakar. Setelah mengalami tempaan panas tinggi dan tekanan hebat selama bertahun-tahun, karbon ini menjadi murni dan kuat. Proses ini menjadi perumpamaan yang tepat untuk kekuatan rohani; Allah memakai kekuatan dari luar yang sangat hebat untuk menghapus kecemaran kita dan menyempurnakan kekuatan-Nya di dalam diri kita. Setelah Paulus aktif melayani, ia pun pada suatu kali pernah merasa terganggu atas kelemahannya dan meminta kepada Tuhan. Tetapi apa kata Tuhan? “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” 2 Korintus 29 Akhirnya Paulus pun menyadari bahwa bukan kemampuannya yang penting tetapi Tuhan lah yang memampukan, sehingga ia sampai pada satu kesimpulan, bahwa dalam kelemahannya-lah dia menjadi kuat. 2 Korintus 1210. Sangatlah mudah menyerah saja ketika keadaan menjadi sulit. Iblis ingin Anda menyerah. Namun, haruskah Anda menyerah? Apakah Anda sedang berpikir untuk pindah ke suatu tempat yang lebih baik, lebih nyaman? Jemaat yang terkasih, ini adalah peperangan rohani. Si musuh, singa yang mengaum-aum sedang berkeliaran, menunggu untuk mencabik-cabik Anda! Walaupun jika Anda melarikan diri, dia akan mengejar Anda. Mengapa Anda tidak menghadapi dan melawan dia dengan bersandar pada kasih karunia Tuhan? Tuhan telah berjanji, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.“ KELEMAHAN FISIK TIDAK MEMBATASI PEKERJAAN TUHAN YANG BESAR ATASMU, DALAM KELEMAHANMU, TUHAN AKAN BERIKAN KEKUATAN.

DOI 10.46495/sdjt.v9i1.58 Corpus ID: 219656305; Kuasa Tuhan Nyata Sempurna dalam Kelemahan Manusia di Tinjau dari II Korintus 12:9 @inproceedings{Preskila2020KuasaTN, title={Kuasa Tuhan Nyata Sempurna dalam Kelemahan Manusia di Tinjau dari II Korintus 12:9}, author={Eka Preskila}, year={2020} }
Lori Official Writer 2765 Markus 6 37 Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?" Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 124; 1 Korintus 13; 1 Samuel 14-15 Apa kamu pernah mengucapkan kata-kata ini, “Kalau mereka memintaku melakukan satu hal lagi…” Mereka’ bisa jadi siapa saja yang mencoba menambahkan satu hal dalam diriku. Siapapun yang butuh lebih dari yang kamu rasa bisa kamu berikan. Hal ini terjadi baru-baru ini kepadaku dan suamiku. Jadwal kami sudah penuh dan yang kami butuhkan hanyalah istirahat sebentar saja dari kesibukan ini. Tapi pasangan suami istri yang kami kenal sedang bergumul dan butuh bantuan kami. Gak mudah buat kami. Tapi kami mencoba mengatur ulang beberapa hal dan akhirnya bisa meluangkan waktu kami untuk berbicara dengan mereka. Hasilnya sangat menakjubkan. Dari yang awalnya mereka akan membicarakan soal perceraian, pembicaraan itu justru berubah soal rencana masa depan. Aku dan suamiku merasa sangat bersemangat, kagum dengan apa yang Tuhan lakukan. Walaupun kami sudah sangat kelelahan, tapi Tuhan bekerja melalui kami. Beristirahat adalah kebutuhan jasmani kita dan Tuhan menganjurkan kita untuk memiliki istirahat yang cukup. Tapi, Tuhan kadang bisa mengambil waktu istirahat kita untuk suatu tujuan. Di Kitab Markus, kita bisa baca bagaimana Yesus memberi makan 5000 orang. Tapi, setelah aku membacanya aku mulai tertarik dengan peristiwa yang terjadi sebelum itu. Di Markus 6 12-13, Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk sebuah misi. “Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.” Aku yakin murid-murid saat itu berpikir, Akhirnya kita istirahat!’ Sayangnya, waktu mereka menemukan tempat yang nyaman untuk tidur siang, kerumunan orang menemukan mereka. Tapi karena belas kasihan Yesus, Dia pun memutuskan untuk melayani mereka. “…maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala.” Markus 6 34 Menariknya, di bagian kitab ini gak disebutkan soal respon murid-murid apakah mereka juga punya simpati yang sama seperti Yesus atau tidak. Karena bisa jadi mereka berpikir bahwa orang banyak itu hanya mengganggu waktu istirahat mereka saja. Baca Juga Berserah di Hadapan Tuhan Dengan Rendah Hati Setelah Yesus selesai mengajar, waktu pun sudah larut malam, menunjukkan jam makan malam. Lalu Yesus menyuruh para murid untuk memberi mereka makan “Kamu harus memberi mereka makan!” Kalau saja aku berada di posisi murid, pikiranku akan dipenuhi dengan sejuta hal. Kenapa Yesus menanyakan hal ini padaku? Aku kan baru selesai melayani orang-orang ini untuk Dia, dan sekarang Dia menyuruhku melakukan ini?” Yesus mungkin gak memintaku untuk memberi makan orang banyak itu. Tapi aku sadar kalau perintah itu jadi peluang untukku melakukan sesuatu. Peluang ini kadang bisa jadi penghalang atas rencanaku. Biasanya dalam situasi saat berhadapan dengan kasir yang lamban yang bermasalah, teman yang tiba-tiba butuh bantuan di waktu yang kurang tepat, atau rekan kerja yang mengajak berbicara saat waktunya genting. Dan bahkan, ya seperti pasangan yang butuh bantuan kami juga. Waktu aku merasa gak punya apa-apa lagi untuk diberikan, Tuhanlah yang bekerja. Ini adalah sisi indah dari kehidupan Kristen. Waktu kita jadi lemah, Tuhan tetap kuat. Waktu Tuhan meminta sesuatu dari kita, kita hanya perlu berkata, “Ya.” Selebihnya, Tuhan sendiri yang akan menyelesaikannya untuk kita. Ya Tuhan, bantu aku untuk peka akan situasi dimana Engkau ingin aku melakukan sesuatu untuk orang lain. Bahkan saat aku lelah, aku tahu kuasaMu menjadi sempurna dalam kelemahanku. Di dalam nama Yesus aku berdoa. Amin Hak cipta Anitha Abraham, disadur dari karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna". Sebab itu terlebih suka aku bermegah dalam kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."5 Dalam bahasa Yunani The Greek New Testament: και (kai) ειρηκεν (eireken) μοι (moi) Tetapi jawab Tuhan kepadaku ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. KuasamuYANG Sempurna. 121 likes. Beriman Teguh Dalam Satu Pengharapan RENUNGAN HARIAN KRISTEN TERBARU, RABU 5 MEI 2021 861. DALAM KELEMAHAN KITA, KUASA-NYA MENJADI SEMPURNA Oleh E. Gunawi Sp. FIRMAN TUHAN Surat 2 Korintus 121-10. Shalom. Puji Tuhan! Kepada semua pembaca dari segala bangsa di semua negara di seluruh dunia, sampai ke ujung bumi, dari Bantul, Yogyakarta, Indonesia, kami Renungan Harian Kristen Terbaru, menyampaikan salam sukacita dan damai sejahtera dari Tuhan kita kekasih, Yesus Kristus. Oleh karena kasih karunia-Nya yang sudah dilimpahkan kepada kita, maka kita memperoleh kesempatan untuk menikmati hari-hari yang indah ini dengan penuh sukacita dan damai sejahtera. Sebab itu, marilah kita naikkan ibadah, doa, ucapan syukur, hormat, pujian, penyembahan, persembahan dan pelayanan untuk kemuliaan nama-Nya. Pada hari yang sangat berbahagia ini, mari kita membaca, mempelajari dan merenungkan ayat-ayat Firman Tuhan yang dicatat dalam Surat 2 Korintus 121-10. Kali ini, kita menampilkan topik DALAM KELEMAHAN KITA, KUASA-NYA MENJADI SEMPURNA. Puji Tuhan! Pengantar Alkitab mencatat dan mengisahkan bahwa oleh karena kehendak dan rencana Allah kepada Rasul Paulus pada zamannya, juga kepada kita pada masa kini dan kepada semua orang percaya lintas generasi, maka Allah senantiasa menyertai, menguatkan dan memberi penghiburan kepada kita dengan berkekimpahan. Bahwa juga karena kasih setia dan kasih karunia-Nya kepada Rasul Paulus pada zaman itu, kepada kita pada zaman sekarang dan kepada semua orang percaya dari zaman ke zaman, maka Allah memberi kita peluang untuk mempelajari dan merenungkan penuturan Rasul Paulus yang dicatat dalam Surat 2 Korintus 121-10. Secara garis besar, ayat-ayat Firman Tuhan tersebut antara lain menuturkan perihal sebagai berikut. Pertama, aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Kedua, sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Ketiga, supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu. Keempat, cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. Kelima, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus, sebab jika aku lemah, maka aku kuat. Pertama, aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan Di sini, Alkitab mengungkapkan bahwa Rasul Paulus menyatakan kepada jemaat orang-orang Korintus pada zaman itu, kepada kita pada masa kini dan kepada semua orang lintas generasi dan lintas zaman bahwa ia harus bermegah, sekalipun ia tahu bahwa semua hal itu tidak berguna, sia-sia dan tidak ada faedahnya. Meskipun demikian Rasul Paukus ingin memberitahukan segala penglihatan dan penyataan-penyataan yang diterimanya dari Tuhan. Rasul Paulus hendak menyampaikan kepada mereka dan kita semua tentang semua penglihatan dan semua penyataan dari Tuhan yang dialaminya. Demikian dinyatakan oleh Firman Tuhan yang ditulis dalam Surat 2 Korintus 121, yang berbunyi “Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.” Sementara itu, Firman Tuhan yang direkam dalam Surat 2 Korintus 122, mengatakan “Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau — entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya — orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.” Bahwasannya, Rasul Paulus tahu tentang seorang Kristen. Bahwa empat belas tahun yang lampau, entah di dalam tubuh, ia tidak tahu. Entah hal itu di luar tubuh, ia juga tidak tahu. Yang mengetahuinya adalah Allah. Bahwasannya orang itu, boleh jadi adalah dirinya, tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Lalu, di dalam Surat 2 Korintus 123-4, Firman Tuhan mengatakan “Aku juga tahu tentang orang itu, — entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya — ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.” Melalui dua ayat Firman Tuhan ini, Rasul Paulus kembali menandaskan bahwa dirinya juga tahu tentang orang itu. Entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, dirinya memang tidak tahu. Hanya Allah yang mengetahuinya. Namun ia tiba-tiba diangkat ke sorga. Lalu ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan oleh manusia. Itulah penglihatan dan penyataan Allah yang dialaminya pada waktu itu. Kedua, sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran Secara tersurat dan tersirat, Rasul Paulus menyatakan bahwa atas orang itu, dirinya hendak bermegah. Akan tetapi atas dirinya sendiri, ia tidak akan bermegah. Kecuali atas segala kelemahannya. Sebab seandainya ia hendak bermegah, maka ia bukan orang bodoh lagi. Hal itu karena ia mengatakan kebenaran. Bahwa ia menahan dirinya, supaya jangan ada orang yang memperhitungkan dirinya lebih daripada yang mereka lihat padanya. Supaya mereka tidak menilai lebih daripada yang mereka dengar daripadanya. Demikian dinyatakan dalam Surat 2 Korintus 125-6, yang berbunyi “Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.” Ketiga, supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu Hal itu disampaikan dan dilakukannya supaya ia tidak meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu. Karenanya, maka ia diberi suatu duri di dalam dagingnya. Yaitu seorang utusan iblis untuk menggocoh dirinya. Supaya ia tidak sombong. Mengenai hal itu ia sudah tiga kali berdoa dan memohon kepada Tuhan, agar utusan iblis itu enyah dari dirinya. Sekaitan dengan itu, baca dan pelajari Firman Tuhan yang ditulis dalam Surat 2 Korintus 127-8. Alkitab mengatakan “Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.” Keempat, cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna Sementara itu, Firman Tuhan yang ditulis dalam Surat 2 Korintus 129, berbunyi “Tetapi jawab Tuhan kepadaku “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” Alkitab mencatat dan menyatakan bahwa ketika Rasul Paulus berdoa kepada-Nya, lalu Tuhan berkata kepadanya bahwa kasih karunia-Nya baginya sudah cukup. Tuhan juga mengatakan kepadanya bahwa oleh sebab dalam kelemahanlah kuasa-Nya justeru menjadi kian sempurna. Oleh karena itu, maka ia terlebih suka bermegah atas kelemahannya, supaya kuasa Kristus turun menaungi dirinya. Kelima, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus, sebab jika aku lemah, maka aku kuat Lantas, Firman Tuhan yang dicatat dalam Surat 2 Korintus 1210, mengatakan “Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” Jadi oleh karena itu, maka Rasul Paulus lebih senang dan rela di dalam kelemahan. Ia lebih suka dan ikhlas di dalam siksaan. Ia lebih menikmati di dalam kesukaran. Ia lebih bersukacita menerima semua penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Mengapa? Karena apabila ia lemah, maka ia akan kuat, lebih kuat dan sangat kuat Dalam perkataan lain, Rasul Paulus bersukacita, lebih bersukacita dan sangat bersukacita mengalami kesusahan, penderitaan, celaan, kekurangan, penganiayaan, ancaman, penindasan dan intimidasi oleh karena Kristus Yesus, Tuhan kita. Ia, Rasul Paulus, menyatakan justeru bermegah, lebih bermegah dan sangat bermegah dalam kesusahan, penderitaan, celaan, kekurangan, penganiayaan, ancaman, penindasan dan intimidasi oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Pelajaran yang dapat kita petik Sekarang, bagaimanakah dengan kita? Sudah tentu, kita percaya bahwa semua peribadi di antara kita sudah percaya bahwa oleh sebab dalam kelemahanlah kuasa-Nya justeru menjadi kian sempurna dalam diri kita. Dan oleh karena itu pula kita terlebih suka bermegah atas kelemahan kita, supaya kuasa Tuhan Yesus Kristus turun menaungi kita dengan sempurna, lebih sempurna dan sangat sempurna. Tentu, kita percaya bahwa semua peribadi di antara kita sudah berdoa dan memohon kepada Tuhan, agar kita setia meneladani-Nya, sabar, rendah hati, tidak sombong, dan dijauhkan dari pengaruh kuasa kegelapan, setan dan Iblis dari kehidupan keluarga, rumah tangga, usaha, bisnis, pekerjaan dan aktivitas kita. Sudah tentu, kita percaya bahwa kita dan semua peribadi di antara kita tetap setia dalam iman yang teguh melayani pemberitaan Firman Tuhan kita, Yesus Kristus, sekalipun selalu mengalami kesusahan, penderitaan, celaan, kekurangan, penganiayaan, ancaman, penindasan dan intimidasi yang datang silih berganti. Tentu, kita percaya bahwa kita dan semua peribadi di antara kita sudah bermegah, lebih bermegah dan sangat bermegah dalam kesusahan, penderitaan, celaan, kekurangan, penganiayaan, ancaman, penindasan dan intimidasi oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Berbahagialah kita Berbahagialah kita dan semua peribadi di antara kita yang percaya bahwa oleh sebab dalam kelemahanlah kuasa-Nya justeru menjadi kian sempurna dalam diri kita. Dan oleh karena itu pula kita terlebih suka bermegah atas kelemahan kita, supaya kuasa Tuhan Yesus Kristus turun menaungi kita dengan sempurna, lebih sempurna dan sangat sempurna. Karena Dia, Yesus Kristus, Tuhan kita sudah lebih dahulu berbagi kuasa, kekuatan, mujizat, kasih setia dan kasih karunia-Nya kepada kita dengan berkelimpahan. Berbahagialah kita yang sudah berdoa dan memohon kepada Tuhan, agar kita setia meneladani-Nya, sabar, rendah hati, tidak sombong, dan dijauhkan dari pengaruh kuasa kegelapan, setan dan Iblis dari kehidupan keluarga, rumah tangga, usaha, bisnis, pekerjaan dan aktivitas kita. Karena Dia, Yesus Kristus, Tuhan kita, sudah lebih dahulu menyertai dan menolong kita dengan penuh belas kasihan yang berkelimpahan. Berbahagialah kita yang tetap setia dalam iman yang teguh melayani pemberitaan FIrman Tuhan kita, Yesus Kristus, sekalipun selalu mengalami kesusahan, penderitaan, celaan, kekurangan, penganiayaan, ancaman, penindasan dan intimidasi yang datang silih berganti. Karena Dia, Yesus Kristus Tuhan kita sudah menyediakan upah besar di sorga. Berbahagialah kita dan semua peribadi di antara kita yang bermegah, lebih bermegah dan sangat bermegah dalam kesusahan, penderitaan, celaan, kekurangan, penganiayaan, ancaman, penindasan dan intimidasi oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Karena Dia, Yesua Kristus Tuhan kita, sudah menyediakan bagi kita bagian hidup kekal yang penuh sukacita dan damai sejahtera dengan Allah Bapa yang bertakhta di sorga. JESUS CHRIST BLESS YOU AND US. HALLELUJAH. AMEN. ********* Terima kasih Ibu/Bapak/Saudara/i sudah berkenan membaca Renungan Harian Kristen Terbaru ke-861, yang diunggah melalui edisi hari ini. Tuhan Yesus memberkati kita sukacita dan damai sejahtera. Amin. gmail Bqv4ZK.
  • 3nlh83rmb3.pages.dev/184
  • 3nlh83rmb3.pages.dev/283
  • 3nlh83rmb3.pages.dev/525
  • 3nlh83rmb3.pages.dev/286
  • 3nlh83rmb3.pages.dev/316
  • 3nlh83rmb3.pages.dev/489
  • 3nlh83rmb3.pages.dev/104
  • 3nlh83rmb3.pages.dev/514
  • dalam kelemahan kuasamu sempurna